Pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan di wilayah kecamatan Pleret dengan metode pendampingan kepada masyarakat oleh fasilitator dapat dikatakan cukup berhasil. Hal ini menarik untuk diteliti mengingat karakteristik masyarakat di wilayah tersebut yang berbeda-beda. Terkait dengan masalah ini maka peneliti berusaha untuk melihat sejauh mana peran mereka pada upaya pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan. Untuk dapat mamahami masalah tersebut maka dilakukan upaya pengumpulan data dengan metode pengumpulan data kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara dengan pengurus BKM/LKM, Koordinator Kota Kabupaten Bantul, Asisten Korkot Kabupaten Bantul dan fasilitator itu sendiri, melakukakan pengamatan secara langsung kegiatan yang dilaksanakan oleh BKM dan peran fasilitaror dalam kegiatan tersebut, serta melakukan penulusuran dokumen yang dimiliki oleh koordinator kota maupun lembaga BKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tim fasilitator secara keseluruhan mampu menjalankan peran pendampingan ini secara optimal, meski ada juga beberapa yang kurang berhasil seperti kurang aktifnya relawan yang mengelola LKM Segoroyoso, daya sosial yang belum dikembangkan dengan baik, dll. Terkait dengan masalah tersebut beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah misalnya penempatan fasilitator dengan kemampuan tertentu disesuaikan dengan karakteristik masyarakat yang akan difasilitasinya, perlu dipikirkan mengenai peran relawan dalam jangka panjang dan kompensasi yang dapat diterimanya, sehingga mereka tidak mengalami kejenuhan dan seterusnya.